Memberikan value itu tidak diukur dari banyaknya pujian

Apa itu narsis?

Narsis adalah salah satu istilah populer dalam kehidupan sosial masa kini, terlebih di kalangan kalangan anak muda untuk mendeskripsikan seseorang yang terlalu percaya diri yang berlebihan dan bangga akan diri sendiri. Salah satu indikator narsis terutama, hobi selfie berlebihan dan memamerkan foto koleksi dirinya di berbagai akun sosial media.

Secara teknologi memang perilaku manusia ini sudah difasilitasi dalam bentuk kamera depan sehingga memudahkan penggunanya untuk lebih sering mengambil foto diri.

Narsis sebenarnya juga merupakan kebutuhan sosial manusia yaitu “Ingin diperhatikan”. Dalam tingkatan yang lebih tinggi meningkat menjadi “Ingin jadi pusat perhatian”.

Sebaliknya, Orang yang tidak narsis berpikiran, dari pada memikirkan tentang “diri kita”, lebih baik memikirkan cara membangun value untuk bermanfaat bagi orang lain, walaupun mungkin itu tidak terlalu banyak yang memberikan atensi/pujian/apresiasi.

Berbagi Value, memberi manfaat

Value bukan soal berapa banyak yang menanggapi, memberikan komentar atau likes, tapi seberapa bermanfaat bagi orang lain. Bermanfaat bagi satu orang akan lebih baik daripada dipuji oleh seribu orang yang belum tentu mengambil manfaatnya.

Dalam hal berburu pekerjaan, bukannya nanti hanya akan ada satu tempat yang akan dipilih dan dijalani?

Dalam hal peningkatan karir, orang yang memikirkan dan memberikan value bagi perusahaan akan lebih baik dari pada orang yang terkenal dan menjadi buah bibir kantor.

Dengan fokus ke memberikan value, maka kita akan semakin ahli dalam bidang yang ditekuni dan mendapatkan Niche market yang sesuai. Niche adalah soal kesesuaian kita dan tempat yang akan/sedang kita tempati.

Performance, Image, Exposure

Topik tentang bagaimana sebaiknya kita “menjual diri” selalu menjadi hal  yang menarik. The P.I.E. Theory of Success – Performance, Image, Exposure dari Harvey Coleman, disebut exposure itu menyumbang sukses sebanyak 60%, performance hanya 10% dan image % 30%.

Exposure bagi jobseeker adalah branding keahlian dalam bidang tertentu, tentu ini harus dibangun pelan pelan, tidak bisa hanya sekali publish CV.

Exposure bagi employee adalah bagaimana kinerja kita bisa terlihat melalui diskusi, komunikasi, report, dan usulan/inovasi yang disampaikan.

Exposure yang benar adalah yang memberikan value. Untuk bisa berbagi value itu butuh waktu dan konsistensi, sesuai formula know, like, trust.

#PersonalDevelopment
#OptimasiKerja
#Karir

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top