Realistis saja, jangan menjual skill “Mau Belajar” sebagai jualan utama ketika interview

Rekrutmen adalah proses yang realistis. Tujuannya untuk mencari orang yang mampu, atau minimal punya potensi untuk mengisi posisi yang kosong. Apa definisi mampu?. Mampu adalah memiliki skill yang sesuai dengan kualifikasi yang tercantum dalam loker.

Apa itu potensi?

Apa definisi punya potensi? Mungkin suatu posisi tidak ada padanan yang persis dengan jurusan kuliah. Tapi untuk bisa menjalankan posisi itu, pasti ada basic skill yang didefinisikan agar tidak banyak gap skill antara employee dan tugasnya.

Sesi technical interview adalah ajang menunjukkan skill & basic skill yang menunjang. Disini, calon user akan melakukan verifikasi item yang dituliskan dalam CV, apa benar skill yang ditulis itu dikuasai, apa benar sertifikasi yang didapatkan linier dengan kemampuan problem solving sesuai kompetensi sertifikasi, apa benar kandidat memiliki basic skill yang sesuai.

Statement “Mau Belajar”, “Cepat Belajar” dimata interviewer hanya klaim sepihak. Kalau kamu mengklaim memiliki skill ini, siaplah untuk digali lebih lanjut oleh user. Gambarannya, akan di cek dengan perkembangan teknologi, apakah benar “mau belajar”. Karena “mau belajar” itu dilakukan terus menerus, bukan setelah diterima bekerja baru “mau belajar”.

Apakah beneran mau belajar?

Ini beberapa contoh pertanyaan yang membuktikan, apakah kamu benar “mau belajar”.
1. Buku apa yang sedang kamu baca? Sampai bab apa, kalau sudah selesai, apa intisari yang bisa kamu ceritakan?
2. Apa course/bootcamp/training yang terakhir kamu ikuti?
3. Apa teknik/metodologi terbaru yang sedang berkembang yang related dengan role ini?
4. Apa teknologi AI yang dapat dipakai untuk membantu menyelesaikan pekerjaan dalam role ini? Bagaimana contoh memanfaatkannya?
5. Bagaimana kamu memberikan perintah kepada ChatGPT untuk kasus berikut : ….{ada kasus yang diberikan}

Kalau kamu kesulitan menjawab 5 pertanyaan diatas, Fix kalau kamu asal klaim terkait statement “Mau Belajar” dan “Cepat Belajar”.

Hal yang lebih menarik

Jadi apa yang harus di “jual” ?
– Kamu harus menonjolkan hardskill dan basic skill yang related dengan posisi yang dilamar.
– Tunjukkan softskill yang mendukung. Kemampuan komunikasi, bertanya, kerjasama tim, dan problem solving selalu relevan dalam posisi apapun.
– Coba identifikasi, apa skill yang diinginkan oleh user. Misal:
* Jika user sering mengulang permintaan bertanya, berarti menyukai soft skill Antusias, kreatif
* Jika user meminta ada yang maju/mengajukan diri, berarti menyukai soft skill Pemberani, Percaya Diri
* Jika user meminta feedback atas apapun, berarti menyukai soft skill Analytical Thinking, Kritis

Jadi, ini hal penting yang dapat kandidat persiapkan:
– Fokus ke Skill set baik softskill-hardskill yang tercantum dalam loker
– Adaptif terhadap interviewer, coba penuhi ekspektasi baik yang tersurat maupun tersirat
– Memberikan Impresi lebih penting dari pada menebar janji “akan … jika diterima”

#PersonalBranding
#PersonalDevelopment
#Karir

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top