Konsep waktu yang harus dipahami, sebagian orang masih meremehkannya

Salah satu pertanyaan yang saya ajukan ketika interview dengan kandidat adalah “Pilih mana: Nganggur atau Kerja Capek-Gaji Kecil”. Itu adalah salah satu pertanyaan dalam sesi Pertanyaan Cepat, dimana kandidat diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan secara spontan. Sejauh ini saya belum menemukan kandidat yang memilih jawaban “Nganggur”.

Mungkin hal diatas sampelnya terlalu kecil, pasti ada yang memilih jawaban nganggur (walaupun di dalam hatinya). Ini karena ada sebagian orang yang tidak melihat value dari “waktu”. Artinya lebih memilih menganggur dan menjadi jobseeker dari pada kerja pada role yang tidak dia inginkan atau pada tingkatan gaji yang dibawah ekspektasi.

Mungkin ada alasan lain yang diantaranya, ketika sudah masuk dalam suatu pekerjaan, lebih sulit berpindah dari pada ketika masih jobseeker. Tapi kembali lagi, berapa lama prediksi personal untuk lama menjadi jobseeker.

Variabel Waktu

Padahal variabel waktu harus dihitung juga, ibarat pedagang, untung sedikit tidak masalah daripada barang numpuk di gudang, biar jadi cash flow. Nanti bisa kulakan barang baru yang mungkin lebih menguntungkan.

Atau pada kasus pengusaha angkutan/bus/rental kendaraan. Pilih mana unitnya nganggur atau jalan dengan untung kecil. Pasti akan memilih unit jalan asal masih ada untung walaupun sedikit dan bisa menutup biaya operasional.

Pada kasus pengembangan karir juga sama, jobseeker harus berpacu dengan waktu untuk menentukan yang terbaik untuk masa depannya. Pilih segera bekerja walaupun dengan role yang kurang sesuai, tetap terus mencari yang sesuai dengan background pendidikan, tetap terus mencari yang gajinya sesuai ekspektasi, beralih menjadi pebisnis, atau opsi-opsi lain.

Disinilah dimensi waktu yang harus dipahami. Memilih atau tidak memilih, waktu akan terus berjalan, life must go on, umur akan terus bertambah, kebutuhan tetap harus terpenuhi baik secara mandiri maupun menggantungkan diri pada orang lain.

Dalam Al Quran ada tuntunan terkait dengan memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin, yaitu Surat Al Ashr ayat 1–3 yang Artinya: demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang–orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Waktu yang berlalu hari ini tidak mungkin dapat diharapkan kembali esok hari. Kesempatan yang ada di hari ini, mungkin tidak tersedia esok hari. Ketika kita masih siap-siap, mungkin orang lain sudah berlari. Ketika kita masih sebagai pembaca, orang lain sudah menjadi penulis.

#PersonalBranding
#PersonalDevelopment
#Inspirasi

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top