Yang berkecimpung dalam pengembangan sistem pasti sudah tidak asing dengan istilah Negatif Test Case dalam pengujian aplikasi. Tapi sayangnya masih banyak miss-persepsi terkait Negatif Test Case yang hanya dimaknai sebagai pengujian dengan data inputan yang tidak sesuai.
Misal isian No Telp di isi dengan nama lengkap, email di isi dengan no telp. Beberapa hal ini bukanlah cuplikan sebuah negatif testcase yang berkualitas. Ini lebih dimaknai sebagai Validasi Inputan.
Pengetahuan dan jiwa kritis perlu dimiliki untuk dapat meningkatkan kualitas kerja. Seperti pengelolaan Test Case ini, awalnya hanya terbagi menjadi 2: Positif dan negatif test case. Sebagian negatif test case tidak berkualitas, hanya sekedar menguji dengan inputan yang tidak sesuai format (Validasi Inputan). Hal ini akan menyebabkan ketika aplikasi dilakukan UAT, akan bertemu banyak masalah yang real karena pengujian dilakukan oleh user yang memang sehari-harinya menghandle proses bisnisnya.
Pendekatan yang lebih baik adalah:
1. Validasi Inputan : Pengujian fitur/form isian dengan berbagai variasi inputan, baik yang valid maupun tidak valid
2. Positif Test Case : Pengujian alur normal suatu fitur, validasi business role
3. Negatif Test Case : Pengujian alur tidak normal suatu fitur, validasi pelanggaran business role
Contoh: Business role –> No Telp harus unik, tidak boleh terdaftar 2x
1. Validasi inputan: Isi no telp dengan teks biasa, atau kosong
2. Positif Test Case : Mendaftarkan no telp yang belum pernah terdaftar
3. Negatif Test Case : Mendaftarkan no telp yang sudah pernah terdaftar
Optimasi-optimasi seperti ini harusnya terus dilakukan, agar tidak terjebak dengan SOP/cara kerja yang tidak pernah di review relevansinya hingga saat ini. SOP mungkin relevan dan valid ketika dibuat, tapi seiring berjalannya waktu, SOP bisa jadi harus di revisi dan disesuaikan dengan perkembangan terkini
#OptimasiKerja
#OptimasiBisnis
#Management